Empat Pilar Pendidikan
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui lembaga UNESCO (United Nations, Educational, Scientific and Cultural Organization) yang bergerak dibidang pendidikan, pengetahuan dan budaya mencanangkan empat pilar pendidikan yakni: (1) learning to Know, (2) learning to do (3) learning to be, dan (4) learning to live together.
1. Learning to know
Pilar kesatu ini memberikan pengetahuan kepada para peserta didik, dan menganjurkan untuk mencari dan mendapatkan pengetahuan sebanyak-banyaknya, melalui berbagai pengalaman-pengalaman dan simulasi studi kasus. Belajar bukan hanya dinilai dari segi hasilnya saja, melainkan dinilai dari segi proses, bagaimana cara anak tersebut memperoleh pengetahuan, bukan apa yang diperoleh anak tersebut. Learning to know juga mengajarkan tentang live long of education atau yang disebut dengan belajar sepanjang hayat. Arti pendidikan sepanjang hayat (long life education) adalah bahwa pendidikan tidak berhenti hingga individu menjadi dewasa, tetapi tetap berlanjut sepanjang hidupnya (Suprijanto, 2008: 4).2. Learning to do
Pilar kedua menekankan pentingnya interaksi dan bertindak. Peserta didik diajak untuk ikut serta dalam memecahkan permasalahan yang ada di sekitarnya melalui sebuah tindakan nyata misal studi kasus nyata atau penelitian bersama. Belajar untuk menerapkan ilmu yang didapat, bekerja sama dalam sebuah tim untuk memecahkan masalah dalam berbagai situasi dan kondisi. Learning to do berkaitan dengan kemampuan hard skill dan soft skill, kedua hal tersebut sangat penting dan dibutuhkan dalam dunia pendidikan, karena sesungguhnya pendidikan merupakan bagian terpenting dari proses penyiapan SDM (Sumber Daya Manusia) yang berkualitas, tangguh, dan terampil serta siap untuk mengikuti tuntutan zaman dan dunia industri juga usaha. Peserta didik sebagai hasil dari produk pendidikan memang harus dituntut memiliki kemampuan soft skill dan hard skill.3. learning to be
Pilar ketiga mendorong peserta didik untuk menjadi pribadi yang mandiri dan dapat mewujudkan apa yang peserta didik impikan dan cita-citakan. Penguasaan pengetahuan dan keterampilan (soft skill dan hard skill) merupakan bagian dari proses menjadi diri sendiri (learning to be). Menjadi diri sendiri dapat diartikan sebagai proses pemahaman terhadap kebutuhan dan jati diri. Belajar untuk berperilaku sesuai dengan norma-norma dan kaidah yang berlaku di masyarakat, belajar menjadi orang yang berhasil, sesungguhnya merupakan proses pencapaian aktualisasi diri. Learning to be sangat erat kaitannya dengan bakat, minat, perkembangan fisik, kejiwaan anak serta kondisi lingkungannya.4. Learning to live together
Pilar terakhir menanamkan kesadaran kepada para peserta didik bahwa mereka adalah bagian dari kelompok masyarakat. Mereka harus mampu hidup bersama dengan masyarakat.Dengan upaya pemahaman tentang peran diri dan orang lain dalam kelompok belajar atau berorganisasi ketika menepuh pendidikan merupakan bekal dalam bersosialisasi di masyarakat.
*****
Hard skill yaitu kemampuan secara nyata/fisik, artinya hard skill memfokuskan kepada penguasaan paktek ilmu pengetahuan, teknologi dan keterampilan teknis yang berhubungan dengan kemampuan peserta didik. Penguasaan kemampuan hard skill dapat dilakukan dengan menerapkan apa yang dia dapatkan /apa yang telah dipelajarinya di kehidupan sehari-hari. soft skill, artinya keterampilan yang menuntut intelektual, mengacu pada ciri-ciri kepribadian, rahmat sosial, kemampuan berbahasa dan pengoptimalan derajat seseorang Jadi yang dimaksud dengan kemampuan soft skill adalah kepribadian dari masing-masing individu., seperti sikap tanggung jawab, disiplin, dan lain sebagainya.
Nikmati proses belajar mengajar.