Penemu Virus Covid-19

ASal mulanya virus covid-19
Ali Mohamed Zaki
Diawali dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China, virus corona baru atau novel coronavirus (2019-nCoV)/ Covid-19 mewabah. Tidak hanya di Tiongkok, sejumlah kasus juga terkonfirmasi di negara lain, yakni Australia, Kanada, Kamboja, Prancis, Jerman, Jepang, Malaysia, Nepal, Singapura, Korea Selatan, Sri Lanka, Taiwan, Thailand, Vietnam, Indonesia dan Amerika Serikat dan negara lainnya sampai saat ini (pertengahan tahun 2020). Ketika semua negara khawatiran terkait penyebaran virus corona baru covid-19, sebuah nama muncul dan dengan sejumlah fakta dan viral di media online. Dia adalah ilmuwan mesir Ali Mohamed Zaki,Phd.
Profil dan fakta seputar ilmuwan asal Mesir ini.
Profil seputar ilmuwan asal Mesir, Ali Mohamed Zaki
  1. Seorang Ahli Mikrobiologi
Dikuti dari situs Egyptian Society of Virology (ESV), Ali Mohamed Zeki adalah ahli virus dari Fakultas Kedokteran Universitas Ain Shams. Ali lahir pada 1 Desember 1953 dan berhasil menamatkan kuliah di Departemen Mikrobiologi universitas tersebut. Ketertarikan utama Ali adalah pada bidang diagnosis molekuler infeksi virus. Di organisasi profesi ahli virus tersebut, riset terkini Ali adalah pada bidang MERS Corona Virus. Ali tercatat tidak punya mitra lokal, namun punya rekan asing dari Erasmus Medical Centre.
  1. Prestasi
Virus corona berhasil diidentifikasi pada 2012 sebetulnya bukan satu-satunya jenis yang berhasil diketahui Ali Mohamed Zeki. Sebelumnya, Ali berhasil mendiagnosis demam dengue untuk kali pertama di Arab Saudi pada 1994. Pada 1997, Ali mengisolasi flavivirus baru yang lahir dari kutu dan disebut alkhurma. Virus ini mengakibatkan demam berdarah yang cukup parah pada pasien. Saat berhasil mengidentifikasi virus corona yang mengakibatkan MERS, Ali menjabat kepala laboratorium virus rumah sakit Dr Soliman Fakeeh, Jedah, Arab Saudi. Dikutip dari Nature Middle East, rumah sakit swasta tersebut punya laboratorium virus setelah menangani kasus demam berdarah Krimea-Kongo pada 1990. Ali kemudian bekerja untuk membangun lab tersebut dengan memanfaatkan tiga ruang kosong di lantai enam rumah sakit.
  1. Mengidentifikasi virus corona

Dikutip dari The Guardian, Ali awalnya mendapat panggilan dari dokter di rumah sakit tempatnya bekerja pada pertengahan Juni 2012. Dokter tersebut sedang menangani pasien berusia 60 tahun yang mengalami pneumonia parah akibat virus. Ali kemudian diberi tugas mengidentifikasi jenis virus tersebut.

Semua hasil tes yang dilakukan Ali menunjukkan hasil negatif, sehingga sampel dahak pasien kemudian dikirim ke Erasmus Medical Centre di Rotterdam. Sambil menunggu hasilnya, Ali melakukan tes lagi yang menunjukkan hasil positif.

Hasil tes menunjukkan virus tersebut berasal dari keluarga patogen yang disebut coronavirus. Serangan virus bisa mengakibatkan demam biasa, namun juga bisa menyebabkan SARS. Ali kemudian memberi tahu Erasmus supaya waspada.

Hasil tes Erasmus membenarkan virus tersebut berasal dari famili coronavirus. Namun virus tersebut beda dan belum pernah dilihat dalam keluarga corona virus sebelumnya.

Cerita Ali Mohamed Zeki mengidentifikasi virus corona/Covid-19.
Ali Mohamed Zaki, seorang virologi di rumah sakit Dr Soliman Fakeeh di Jeddah, Arab Saudi,Dia tercatat merupakan penemu pertama virus ini pada Juni 2012 silam. Ali Mohamed Zaki pertama kali menemukan corona saat menjadi seorang ahli virus di Rumah Sakit Dr Soliman Fakeeh, di Jeddah, Arab Saudi. Dalam wawancara panjang yang dikutip media Inggris, The Guardian, pada 2013 lalu, Ali Mohamed Zaki mengaku menemukan virus corona pertama kali dari dahak seorang pria berusia 60 tahun. Dia menangani pasien Pria berusia 60 tahun yang dirawat di rumah sakit dengan pneumonia virus yang parah dan dokter setempat menginginkan Zaki untuk mengidentifikasi pria tersebut yang terjakit virus. Zaki memperoleh dahak dari pasien dan mulai bekerja. di laboratorium. Bingung dengan hasilnya, Zaki mengirim sampel ke laboratorium virologi terkemuka di Erasmus Medical Centre di Rotterdam. Ketika ia menunggu tim Belanda untuk memeriksa virus, Zaki mencoba satu lagi tes sendiri. Kali ini ia mendapat hasil positif. Ini menunjukkan virus menular sejenis patogen yang disebut coronaviruses. Zaki segera komunikasi dengan laboratorium Belanda dan tes merekapun menegaskan ketakutannya, karena ini adalah virus koroner tidak ada yang pernah melihat sebelumnya.
Untuk mengingatkan ilmuwan lain, Zaki kemudian memposting catatannya ke proMED, sistem pelaporan internet yang dirancang untuk secara cepat berbagi rincian penyakit menular dan wabah ke para peneliti dan lembaga kesehatan masyarakat.
Sementara pria yang diambil sampel dahaknya oleh Zaki untuk dicarikan penangkalnya, terus menurun kondisinya. Di satu sisi, Zaki tidak menangani kembali pekerjaanya karena sesuatu hal. Pneumonianya yang memburuk membuat napas pria itu semakin pendek. Ginjal dan organ lainnya mulai goyah dan gagal. Sederet obat-obatan dan dialisis, hingga ventilasi mekanis dikerahkan untuk membantu pria itu bernafas, namun semua akhirnya gagal. Pria itu meninggal setelah 11 hari berada di rumah sakit. Usai kasus pria itu, ada banyak kasus serupa lainnya ditemukan di sejumlah titik. Jumlah kasusnya ketika itu telat meningkat menjadi 15, dan lebih dari setengahnya telah meninggal. Kematian terakhir dialami seorang pria berusia 39 tahun, yang dilaporkan oleh Arab Saudi. Kemudian ada pula seorang pria berusia 49 tahun dari Doha, Qatar, dilaporkan terjangkit. Ia dilaporkan baru mengunjungi Arab Saudi. Pada saat itu, tenaga medis yang menanganinya tahu pria itu terjangkit virus, namun mereka tidak tahu jenis virus apa yang menjangkitinya dan seberapa parah dampaknya.
Dokter di rumah sakit memberitahukan kasus itu ke Health Protection Agency’s Imported Fever Service (HPA), yang memulai penyelidikan sendiri. Mereka kemudian menemukan file yang diunggah Zaki di proMED. Setelah dicocokkan, virus itu ternyata adalah coronavirus. Saat itu, jumlahnya memang belum mengkhawatirkan, tetapi kemunculan kasus infeksi ini seharusnya bisa memicu upaya intensif untuk memahami virus, dan bersiap untuk hal terburuk, seperti yang terjadi saat ini, di awal 2020. Yang pasti kini, para ilmuwan semua merujuk pada catatan Zaki yang pertama kali mengunggah soal virus corona di proMED.
Dan sejak penemuan pada pasien pneumonia berusia 60 tahun di Arab Saudi itu, bukan gak mungkin virus tersebut sudah menjalar ke seluruh dunia. Termasuk yang parah di Wuhan, China. Virus yang sementara diduga (dan belum terbukti) berasal dari sup makanan dari hewan. Virus corona memang sedang menjadi pembahasan semua orang disetiap sengara. Ini terkait dengan dampak bahaya yang ditimbulkan dari virus yang masih satu keluarga dengan Server Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS). Dan ingga kini belum ada data medis yang akurat dari mana virus corona berasal.
Print Friendly, PDF & Email