Diawali dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China, virus corona baru atau novel coronavirus (2019-nCoV)/ Covid-19 mewabah. Tidak hanya di Tiongkok, sejumlah kasus juga terkonfirmasi di negara lain, yakni Australia, Kanada, Kamboja, Prancis, Jerman, Jepang, Malaysia, Nepal, Singapura, Korea Selatan, Sri Lanka, Taiwan, Thailand, Vietnam, Indonesia dan Amerika Serikat dan negara lainnya sampai saat ini (pertengahan tahun 2020). Ketika semua negara khawatiran terkait penyebaran virus corona baru covid-19, sebuah nama muncul dan dengan sejumlah fakta dan viral di media online. Dia adalah ilmuwan mesir Ali Mohamed Zaki,Phd.Profil dan fakta seputar ilmuwan asal Mesir ini.
- Seorang Ahli Mikrobiologi
- Prestasi
- Mengidentifikasi virus corona
Dikutip dari The Guardian, Ali awalnya mendapat panggilan dari dokter di rumah sakit tempatnya bekerja pada pertengahan Juni 2012. Dokter tersebut sedang menangani pasien berusia 60 tahun yang mengalami pneumonia parah akibat virus. Ali kemudian diberi tugas mengidentifikasi jenis virus tersebut.
Semua hasil tes yang dilakukan Ali menunjukkan hasil negatif, sehingga sampel dahak pasien kemudian dikirim ke Erasmus Medical Centre di Rotterdam. Sambil menunggu hasilnya, Ali melakukan tes lagi yang menunjukkan hasil positif.
Hasil tes menunjukkan virus tersebut berasal dari keluarga patogen yang disebut coronavirus. Serangan virus bisa mengakibatkan demam biasa, namun juga bisa menyebabkan SARS. Ali kemudian memberi tahu Erasmus supaya waspada.
Hasil tes Erasmus membenarkan virus tersebut berasal dari famili coronavirus. Namun virus tersebut beda dan belum pernah dilihat dalam keluarga corona virus sebelumnya.
Cerita Ali Mohamed Zeki mengidentifikasi virus corona/Covid-19.Ali Mohamed Zaki, seorang virologi di rumah sakit Dr Soliman Fakeeh di Jeddah, Arab Saudi,Dia tercatat merupakan penemu pertama virus ini pada Juni 2012 silam. Ali Mohamed Zaki pertama kali menemukan corona saat menjadi seorang ahli virus di Rumah Sakit Dr Soliman Fakeeh, di Jeddah, Arab Saudi. Dalam wawancara panjang yang dikutip media Inggris, The Guardian, pada 2013 lalu, Ali Mohamed Zaki mengaku menemukan virus corona pertama kali dari dahak seorang pria berusia 60 tahun. Dia menangani pasien Pria berusia 60 tahun yang dirawat di rumah sakit dengan pneumonia virus yang parah dan dokter setempat menginginkan Zaki untuk mengidentifikasi pria tersebut yang terjakit virus. Zaki memperoleh dahak dari pasien dan mulai bekerja. di laboratorium. Bingung dengan hasilnya, Zaki mengirim sampel ke laboratorium virologi terkemuka di Erasmus Medical Centre di Rotterdam. Ketika ia menunggu tim Belanda untuk memeriksa virus, Zaki mencoba satu lagi tes sendiri. Kali ini ia mendapat hasil positif. Ini menunjukkan virus menular sejenis patogen yang disebut coronaviruses. Zaki segera komunikasi dengan laboratorium Belanda dan tes merekapun menegaskan ketakutannya, karena ini adalah virus koroner tidak ada yang pernah melihat sebelumnya.